Terapi EFT dengan menyebut Asmah Allah |
|
|
|
Written by Administrator
|
Monday, 19 August 2013 07:13 |
Setahun yang lalu ada seorang Ibu yang berusia lebih kurang 42 tahun konsultasi kesaya untuk terapi pasca stroke. Salah satu hambatan beliau saat itu yaitu sulit untuk melafalkan kata-kata walau beliau mengalami stroke sudah lebih dari 1 tahun. Setelah saya lakukan beberapa putaran, sambil menyelesaikan beberapa “Aspect”, saya ajak beliau untuk melafalkan beberapa asmah Allah, seperti Allahu Akbar dan lainnya. Saya dalam hati surprised dan bersykur karena client saya tiba-tiba bisa melafalkannya lebih jelas, dari skla 2 ke skala 8. Alhamdulillah hal ini menjadi uji hipotesis buat saya dan terbukti. Hipotesis inipun sudah dibuktikan pada riset seorang Profesor dari belanda yang dikutip oleh dr. Sagiran, M.Kes.,Sp.B. dalam bukunya Mukjizat Gerakan Sholat - halaman 42: Seorang ahli psikologi dari Belanda, Professor Vander Hoven (2002) mengumumkan temuan barunya dari penelitian tentang pengaruh membaca Al Qur'an dan pengucapan berulang-ulang kata "ALLAH" baik pada pasien maupun orang normal. Penelitian dilakukan pada subjek selama tiga tahun. Beberapa pasiennya bahkan ada yang non-muslim, beberapa lainnya tidak berbahasa Arab sebagai bahasa ibu tetapi dilatih untuk dapat mengucapkan kata Allah menurut tata cara pengucapan Bahasa Arab (Alloh-red). Hasil penelitiannya sungguh menakjubkan terutama pada mereka yang menderita depresi dan tekanan psikologi. Harian Arab Saudi Al Watan melaporkan bahwa profesor itu menyimpulkan, mereka orang muslim yang membaca Al Qur'an dengan teratur dapat mencegah penyakit-penyakit psikologis. Lebih lanjut profesor itu menjelaskan, bahwa setiap huruf dari kata ALLAH itu mempengaruhi penyembuhan psikologis. ternyata pengucapan ini tidak pernah ditemui pada bahasa-bahasa lainnya di dunia. Secara fisiologis, pengucapan huruf pertama yakni "A (alif di fathah)" melapangkan sistem pernafasan, berfungsi mengontrol gerak nafas. Kemudian saat mengucap konsonan "L (Lam di sukun)" menurut cara oarang Arab dengan lidah tertarik ke langit-langit dan sedikit tergelincir di bagian rahang atas, sejenak tertahan sebelum kemudian mengucapkan bunyi "LOH", membentuk ruang tertentu di dalam mulut. Jeda yang pendek dan kemudian disusul dengan jeda yang sama secara berurutan ini menimbulkan pengaruh yang nyata terhadap relaksasi pernafasan. Juga, pengucapan huruf terakhir yaitu "H (Ha' di sukun)" membuat kontak antara paru-paru dan jantung dan pada gilirannya kontak ini dapat mengontrol denyut jantung.
Salam Sehat Sukses Sejahtera
Eddy Iskandar
|